Minggu, 02 November 2008

23 oktober 2008. Kota PINRANG

Besok,,q dan team survey pinrang insya ALLAH kan pulang ba'da jumatan…

Rencananya stelah survey skunder di irigasi dan survey primer di sawah,,kami bru brangkat dari pinrang ke mks,but q singgah di pangkep dlu..ntar nyusul k'mks hari ahad…insya ALLAH.

Malam yang dingin nan indah di plosok kota pinrang jalan pattimura, tpatnya di secretariat partai pks..hampir selama seminggu, yakni dimulai hari senin sampe malam jumat ini,sungguh pengalaman yang luar biasa..bergaul bersama anak-anak kammi, petinggi-petinggi partai pks pinrang,,hingga blajar dan mempraktikkan buku emas dari sahabatku asti "mencetak pribadi magnetis",,2 jempol buat pengarang dan asti.

Oia,,malam terakhir di kota sungguh asyik…(akhirnya pulang jg)

Yup,,dua minggu di timika trus tambah lg satu minggu di pinrang…rasanya q jd iecal yang laen..

Cz zlama ini,,hamper tiap minggu pulkam k'pkp..jd pas gak plang2 dlu dlm wktu yg lama,,rasanya bedaaaa bgt.

Beberapa kisah yang kan kukisahkan pada q pribadi, ***,***, dan handai taulan..eh,,serta pembaca stiaku;

1. PINRANG kotanya ndak asyik.

Bayangkan,,ndak ada tempat menarik di dlm kotanya..

Hbs survey gak tau mo kmana,,jdnya pergi tanpa tujuan dgn modal nekat.

Eh,,ternyata dapat ke bendungan terbesar di sini,perbatasan pinrang, amp eke plosok2.

Katanya,,ada air terjun tp sktr 45 km dri kota ponrang,,teuz 35 km lg masuk ke dlm..(resikonya besar tuh).

2. Pas survey pas pilkada.

Jdnya jalanan macet terus,,simpatisan pd ugal2an, sudah jalan kecil,,bgunan dan ruko padat n ndak punya t4 parkir,,eh smuanya parker di bdan jalan,,trus2 parahnya si ical ma si aze kan org baru di sini jdnya terobos sana nyasar kesini,,tembus sana trus dua kali belok kanan sambil muter2 aja pas di hari pertama..

3. Kebakaran.

Malam itu,,enk bgt mandi di bathroom trus airnya sgt memanjakanku..tiap hentakan air yg mengalir make me ingat kampong halaman..sabun zinsuinya aze,,shampoo,,cikat gigi, dan nyanyi2 kecil..ndak salah lagunya bcl (botting nasaba manre kiti).

"cal..cal",suara mesra dari luar.

"apa", jwbku seadanya.

"Kbakaran",mulai panic.

"w sriusko,,dmana",mupeng-ma (pengen tau).

"di blakang,tu ramli sdh larimi ke blkng",siap2 pergi.

"ok,,I handuk-ing dlu",sret3…

Dah pakean..q lgsng lari ma ahmad..eh trnyata aze ktinggalan di blkng,,cuek apinya dah mulai besar..mana mati lampu lg.

Stelah berlari di lorong yg sempit nan gelap,,trus jalan becek berlubang,,dan jalan semut di samping rumah orang..ternyata,,

Wuihhhhhhh,,,astaganaga…..astagfirullah9x

Panasnya api terasa di mukaku..org2 bkannya pd bantu tp malah jepret2an dan make a video..

Dua menyusul 3 ruko terbakar..pas di depanku ibu2 yg msh muda mgndong anaknya yg berumur dua mgu (sriuska..sa blg,,"sabarki bu!!!", "de' dokanki kodong..rumahku terbakarmi".."iye sabarki",trus anaknya yg masiiiih bayi sa liat dan sempat sa rba rambutnya..astgfrullah bayinya blum bsa berkedip dgn lancr,,dia terjaga,,tp seolah ndak tau apa2 n raut muknya sperti tenang memandangku dan blang.."knapaki ksni,,napa bnyk org dating?".

Ya ALLAH..sabarkan ibu muda ini.

Pmadam kbakaran pun dtng,,tp ndak berbuat byk..hingga api pdam stlah khbsan puing2 rumah.

……………………………

4. Pinrang..landmarknya apa???

Lapangan?,,ndak mirip lapangan..cocoknya jd sentra pkl yg padat dan mirip pasar tradisional..parah kan?

Masjid?,,blum jd dan blum selesai.

Bendungan?,,10 km-an dari pusat kota..adanya Cuma jd tempat pacaran dan bolos anak sekolah..hbsnya slain tempatnya seru dan sunyi,,jg lengkap dgn view yg t-o-p b-g-t deh.

5. Tugu-tugu?,,gak mungkin..cz gak jlas tugunya apa..dah kecil,,warnanya pudar,,kotor,,parahnya di puncak2nya berkibar bendera partai dan wajah2 komersil calon bupati..

6. Stadion bau massepe?,,lbh bgz jd perkebunan rumput mas.

7. Mm..mm..apa di''

Krn ndak ada,,gmana klo landmarknya berupa kesan yang luas di pinggiran jalan utama (Negara),,dgn cara menegakkan GSP dan GSB..yah pnertiban sedikt lah buat puang2 pemilik hutan ruko yg berjejeran manis spanjng jlan. Hidup penertiban!!!

Trus lapangannya di bebaskn dri aktivitas perdagangan dan vegetasi tambah trus buat tugu ato lambng menyangkut pertanian scra pnrang terkenal bumi lasinrang dgn pertanian yang luar biasa (5 kali panen bo dlm dua taun).

Ok tulah sklumit tentang..pinrang bgi org awam.

1 lg,,sa ndak tau jalan pulang,,,hiks-hiks

Ramli maw terus di polwal..

Jd mo gak mo,su gak su (apaah)..ikut di blakngnya panter..

Aduh dah ngantuk nih,,skrng dah jam 12:31 mlm..

Asslm,,bobo y!!!

Zzz…zzz…zzzz

PT Freeport … sampai kapan???

Terkait proyek yang kedua di kota Timika ini, terlintas beberapa pernyataan yang mengubah pandanganku tentang kota Timika yang akan datang. Bersama seorang teman, aku mencoba untuk berdiskusi sebagai awal dari penulisan gagasan ini.

Berangkat dari disiplin ilmu perencanaan dan pengembangan wilayah, aku berfikir. Apa jadinya kota ini tanpa pertambangan atau dengan kata lain sector pertambangan telah ditutup karena habis. Bukankah kota Timika ada sebagai hasil dari daya tarik keberadaan PTFI. Jadi akankah kota ini kembali seperti sedia kala?, yaitu kala pendatang sudah meninggalkan Timika setelah kenyang dan tinggallah orang pribumi dengan buah pinang yang senantiasa memerahkan mulutnya?

Sungguh malang bila itu terjadi.

Secara komprehensif, PTFI yang memulai semuanya (lengkapi profil PTFI dan beberapa suku yang ada dan mendapatkan kompensasi).

Ditinjau dari basis ekonomi yang menjadi andalan dalam pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Mimika, ternyata masih belum dapat berkata banyak di data-data dinas pendapatan daerah. sebaliknya pertambangan masih menjadi tulang punggung walaupun sebagai non-basis. Maksudnya, kegiatan ekonomi kerakyatan yang ada belum dapat dijadikan tulang punggung ekonomi untuk membangun kota dan kabupaten Mimika. Untuk itu, peranan stakeholder yang ada harus betul-betul mampu mengembangkan sector basis potensial (kalau perlu segera dilakukan pencarian basis yang baru apabila basis yang ada hanya pas-pasan untuk menutupi dan melengkapi bantuan dari PTFI.

Motto “EME NEME YAUWARE” bisa saja hanya menjadi kata-kata pemanis yang melengkapi lambang pemerintah kabupaten dan kota Timika.

Contohnya, distrik Mimika Timur Jauh (setara kecamatan). Gambaran awal yang ada di fikiranku tentang distrik ini dengan ibukotanya ayuka adalah kota yang damai dan tenang. Setelah berangkat dengan melalui akses jalan yang berbatu-batu dan dikelilingi hutan hujan tropis, terlihatlah bahwa selain damai dan tenang juga kota ayuka (lebih layak disebut dusun pedalaman yang dipaksakan sebagai ibukota) hanya terdiri dari beberapa deret rumah, puskesmas yang dipaksakan, kantor distrik (formalitas), sebuah genset, dan jalan berbatu. Itu saja, aku berfikir ibukota distriknya saja begini apalagi kampong-kampungnya (setara kelurahan). Apalagi distrik yang aksesnya harus lewat sungai dengan speed boat (jita dan agimuga) atau harus lewat udara dengan helicopter (distrik jila).

Lebih jauh, distrik Mimika timur jauh masih mendapat kompensasi dari PTFI sehingga hampir seluruh fasilitas yang ada berasal dari PTFI dan ini menjadi kendala tersendiri bagi otonomi daerah kabupaten Mimika. Tanpa MoU dengan PTFI, maka pembangunan sulit dilaksanakan. Hal itu berarti pengembangan sektor basis masih jauh dari harapan. Belum lagi ditambah dengan persoalan kekuasaan kepala kampong dan kepala suku yang setara dengan raja-raja kecil bagi rakyatnya. Dan banyaknya tanah adat yang tidak bisa diolah tanpa persetujuan kepala-kepala kampong setempat.

Intinya, sungguh sulit mengembangkan potensi basis yang ada (perkebunan dan perikanan) bila infrastruktur, sarana, dan prasarana yang akan mendukung tidak tersedia. Itu berarti APBD tetap mengandalkan “upeti” dari 1 % PTFI.

Sampai kapan???

Apakah kita akan menunggu Tuhan akan memberikan satu lokasi tambang yang baru dan meminta perusahaannya untuk membayar pajak atau tinggal diam dan berpangku manis menuntut alam???

Sampai kapan???

Sungguh, stakeholder yang ada harus betul-betul pandai memecahkan persoalan ini. “Bersatu bersama membangun/EME NEME YAUWARE”,aku khawatirkan hanya menjadi motto pemanis saja.

Basis ekonomi kerakyatan harus dikembangkan secepatnya!

Kabupaten Mimika dan kota Timika bukan milik satu suku saja tetapi milik kita bersama. Milik orang papua, milik pendatang, dan milik semua yang ingin memberikan sesuatu terbaik bagi kemajuan Timika_Mimika.

ALAM AKAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK APABILA KITA JUGA MEMPERBAIKI ALAM (orang bijak).

Postingan selanjutnya, aku akan mencoba mengutarakan pengamatan tentang tidak beraturnya pola pembangunan, khususnya kota Timika yang nantinya akan menjadi black city.